Daerah Kaliadem termasuk kawasan di lereng selatan G. Merapi dengan ketinggan 1100 m di atas permukaan laut dan secara administratif termasuk Desa Kepuharjo, Kec. Cangkringan, Kab. Sleman. Kawasan ini memiliki udara sejuk dan memiliki banyak keindahan dan keunikan alam. Keberadaan G. Merapi dengan fenomena vulkaniknya, morfologi gunung dan lembahnya, hutan alam dengan keanekaragaman flora dan fauna serta kondisi sosial budaya yang unik merupakan potensi yang sangat besar untuk kegiatan wisata alam (ekowisata).
Daerah Kaliadem yang termasuk dalam koridor Kawasan Kaliurang-Kalikuning-Kaliadem-Klangon, terletak kurang lebih 25 - 30 km ke arah utara Kota Yogyakarta. Lokasi tersebut dapat ditempuh dari Yogyakarta (melalui Jl. Kaliurang), dari Solo (melalui Prambanan dan Cangkringan) atau dari Borobudur/ Magelang (melalui Tempel dan Turi).
Oleh karena kawasan ini merupakan daerah bahaya G. merapi maka upaya pengembangan ekowisata di kawasan tersebut harus dilengkapi dengan sistem penanggulangan bencana G. Merapi baik dari segi teknologi informasinya, teknologi mitigasinya maupun sistem kelembagaannya
Obyek dan Daya Tarik Wisata
Bentang alam yang sangat indah, segar, bebas polusi dan masih alami. Keindahan alam ini didukung oleh kondisi topografi dan hutam alam dengan jenis flora dan fauna yang beraneka ragam. Hal tersebut sangat menarik dan mendukung untuk tempat rekreasi, berkemah, lintas alam, jelajah alam dan kegiatan cinta alam lainnya.
Budaya masyarakat pedesaan yang masih asli antara lain dalam hal bercocok tanam padi, beternak, mencari rumput, menggali pasir, memasak dengan cara tradisional sangat potensiil menjadi obyek wisata dan menarik untuk dilihat.
Upacara tradisional dan ritual seperti upacara labuhan ke G. Merapi, selamatan, dan kesenian tradisional yang ada di Kawasan Kinahrejo Kaliadem merupakan daya tarik dan sangat berpotensi sebagai obyek wisata minat khusus. Upacara labuhan diadakan secara turun temurun sebagai sikap hormat penduduk terhadap kekuatan ghaib di G. Merapi. Upacara ini dilakukan pada Bulan Rejeb dan prosesinya dimulai dari Kraton Yogyakarta. Sehari sebelumnya dilakukan tirakatan di rumah Juru Kunci Merapi di Kinahrejo. Sedang kesenian tradisonal yang berkembang adalah ketoprak, wayang kulit, jatilan, selawatan, dan dolala yang juga merupakan event wisata yang cukup menarik. Kesenian tersebut biasanya dipentaskan dalam upacara arak-arakan pengantin, sunatan maupun midangan.
sumber : http://p3tl.bppt.go.id
Daerah Kaliadem yang termasuk dalam koridor Kawasan Kaliurang-Kalikuning-Kaliadem-Klangon, terletak kurang lebih 25 - 30 km ke arah utara Kota Yogyakarta. Lokasi tersebut dapat ditempuh dari Yogyakarta (melalui Jl. Kaliurang), dari Solo (melalui Prambanan dan Cangkringan) atau dari Borobudur/ Magelang (melalui Tempel dan Turi).
Oleh karena kawasan ini merupakan daerah bahaya G. merapi maka upaya pengembangan ekowisata di kawasan tersebut harus dilengkapi dengan sistem penanggulangan bencana G. Merapi baik dari segi teknologi informasinya, teknologi mitigasinya maupun sistem kelembagaannya
Obyek dan Daya Tarik Wisata
Bentang alam yang sangat indah, segar, bebas polusi dan masih alami. Keindahan alam ini didukung oleh kondisi topografi dan hutam alam dengan jenis flora dan fauna yang beraneka ragam. Hal tersebut sangat menarik dan mendukung untuk tempat rekreasi, berkemah, lintas alam, jelajah alam dan kegiatan cinta alam lainnya.
Budaya masyarakat pedesaan yang masih asli antara lain dalam hal bercocok tanam padi, beternak, mencari rumput, menggali pasir, memasak dengan cara tradisional sangat potensiil menjadi obyek wisata dan menarik untuk dilihat.
Upacara tradisional dan ritual seperti upacara labuhan ke G. Merapi, selamatan, dan kesenian tradisional yang ada di Kawasan Kinahrejo Kaliadem merupakan daya tarik dan sangat berpotensi sebagai obyek wisata minat khusus. Upacara labuhan diadakan secara turun temurun sebagai sikap hormat penduduk terhadap kekuatan ghaib di G. Merapi. Upacara ini dilakukan pada Bulan Rejeb dan prosesinya dimulai dari Kraton Yogyakarta. Sehari sebelumnya dilakukan tirakatan di rumah Juru Kunci Merapi di Kinahrejo. Sedang kesenian tradisonal yang berkembang adalah ketoprak, wayang kulit, jatilan, selawatan, dan dolala yang juga merupakan event wisata yang cukup menarik. Kesenian tersebut biasanya dipentaskan dalam upacara arak-arakan pengantin, sunatan maupun midangan.
sumber : http://p3tl.bppt.go.id
No comments:
Post a Comment