Thursday, December 17, 2009

SALAK PONDOH KUNING


Deskripsi

Dilihat dari bentuknya, salak ini seperti salak pondoh hitam, namun ukuran buahnya lebih besar. Kulitnya berwarna kekuningkuningan agak kecokelat-kecokelatan. Rasa dan aroma daging buahnya seperti salak pondoh merah

Manfaat

Buah salak dapat dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Namun, tanaman salak baik untuk batas kebun sekaligus sebagai pengaman kebun

Syarat Tumbuh

Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol atau latosol disenangi oleh tanaman salak. Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH 5-7, curah hujan 1500--3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan. Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mulai berbuah pada umur tiga tahun. Tanaman salak muda lebih senang hidup di tempat teduh atau di bawah naungan. Oleh karena itu, umumnya salak ditanam di bawah tanaman duku, durian, atau pohon jinjing atau sengon (Albezia sp.)

Pedoman Budidaya

Perbanyakan tanaman: Salak umumnya ditanam dari biji yang diambil dari pohon salak yang bermutu baik. Namun, tanaman dari biji tidak selalu sama dengan sifat induknya (selalu berubah). Tanaman salak mulai berbuah setelah umur 3-4 tahun. Cara lain yang dikembangkan pada saat ini adalah melalui anakan atau biasa disebut "cangkokan". Bibit dibuat dengan membumbungkan (memasukkan) potongan bambu pada pangkal tunas anakan pohon salak unggul tersebut. Potongan botol plastik atau botol infusan juga dapat digunakan sebagai bumbungan. Media cangkok yang digunakan adalah campuran tanah dan kompos (perbandingan 2:1). Setelah tunas anakan berakar dalam bumbung, bibit vegetatif ini dapat disapih. Untuk mempercepat tumbuhnya akar, biasanya pada anakan diberi Rootone-F sebanyak 1%. Budi daya tanaman: Biji ditanam langsung dalam lubang, sebanyak 3-4 biji per lubang. Ukuran lubang dibuat 50 cm x 50 cm x 40 cm, jarak antar lubang 2 m x 4 m atau 3 m x 4 m. Setiap lubang diberi pupuk kandang sebanyak 10-20 kg. Sebulan kemudian, biji mulai tumbuh. Seleksi atau pembuangan tanaman yang tidak dipilih dilakukan setelah mulai berbunga, yakni setelah berumur tiga tahun. Dalam setiap lubang ditinggalkan satu pohon yang berbunga betina atau campuran. Tanaman jantan disisakan 10% dari populasi yang ditanam sebagai sumber pejantan. Pupuk buatan diberikan tiga bulan sekali sebanyak 25-500 g NPK (15-15-15) dan terus meningkat sesuai umur tanaman. Pada umur 1-3 tahun sebanyak 25-300 g per pohon, lalu umur 3-10 tahun sebanyak 300--500 g per pohon. Pada penanaman dengan cangkok, tiap lubang hanya ditanam satu bibit saja. Tanaman dijaga agar tetap lembap, cukup air, dan mendapat naungan. Leguminose dan Gliricidia (gamal) dapat digunakan sebagai naungan. Pelepah daun paling bawah dikurangi agar matahari masuk merata dan memudahkan pekerja pemeliharaan melewati jalan di antara barlsan tanaman.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman salak yang penting adalah menjaga kebersihan kebun dan membuang tunas anakan yang muncul. Umumnya, pembuangan tunas anakan dilakukan setelah dicangkok dan terus hidup. Jumlah daun yang disisakan maksimum sekitar 17 helai. Pelepah daun dipangkas dengan gergaji atau sabit tajam. Dengan cara ini, sinar matahari dapat masuk ke kebun salak dan pengambilan buah pun mudah dilakukan. Biasanya, bakal buah sebesar kelereng tumbuh rapat sekali pada tiap tandan. Bakal buah perlu dibuang (penjarangan) agar buah salak tumbuh besar dan merata.

Hama dan Penyakit

Hama yang timbul pada tanaman salak adalah kutu wol (putih) atau Cerataphis sp. yang bersembunyi di sela-sela buah. Selain itu, kumbang (uret) atau omotemnus sp. sebagai penggerek tunas. Tupai dan tikus juga menjadi hama yang menjengkelkan. Hama ini dapat diatasi dengan Furadan 3 G dan semprotan insektisida Tamaron 0,3%. Penyakit yang sering tampak adalah noda hitam pada daun akibat cendawan Pestalotia sp. dan penyalat busuk merah (pink) pada buah dan batang oleh cendawan Corticium salmonicolor. Tanaman sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu karena sulit dikendalikan.

Panen dan Pasca Panen

Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Pemanenan buah dengan cara memotong tangkai tandannya. Hasil tanaman salak di Bali dapat mencapai 15 ton/hektar. Panen besar antara bulan Oktober-Januari.

Salak Pondoh Nglumut


Salak pondoh ini berasal dari Desa Nglumut, Magelang Jawa Tengah dan merupakan varietas unggul terbaru. Bentuk buanya segi tiga atau bulat telur terbalik dengan pangkal meruncing. Kulit buah bersisik tersusun seperti genting pendek dan berwarna cokelat kekuningan. Dinding kulit bagian dalam berserat dan berdaging putih kekuningan. Salak pondoh Nglumut yang masih muda rasanya manis keasaman dan setelah tua rasanya menjadi semakin manis. Jumlah biji dalam setiap buah antara 2-3. Bijinya berwarna kecokelatan, keras, dan terdapat sisi cembung serta datar. Ukuran buahnya cukup besar, panjang antara 2,5-8 cm dan berat sekitar 70 g/buah. Jumlah buah per tandan antara 10-50 buah

Salak Pondoh


Salak Pondoh adalah salah satu jenis salak yang sangat "fenomenal", salak pondoh ini sangat digemari di Indonesia. Daging buahnya berwarna putih kekuningan ditutupi sisik kasar berwarna kecoklatan. Salak pondoh adalah jenis salak yang paling manis rasanya. Daging buahnya keras namun renyah. Rasanya pun sangat khas dan membuat ketagihan. Sehingga salak pondoh menjadi buah primadona dari kota Jogjakarta.
sumber : http://www.salakpondoh.com

Harga Salak Pondoh Rp 1.000,00/kg

Senin, 30 November 2009 , 09:13:00

SLEMAN, (PRLM). - Memasuki musim panen harga salak pondoh di sentra perkebunan salak di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun drastis hingga lebih dari 50 persen.

"Dalam satu minggu terakhir ini harga salak pondoh anjlok sekali hingga harganya hanya berkisar Rp 1.000,00 hingga Rp 1.500,00 per kilogram (Kg) dari sebelumnya sekitar Rp 4.500,00" kata Sumarni pedagang salak di Kecamatan Turi, SeniN (30/11).

Menurut dia, anjloknya harga salak pondoh yang merupakan komoditi andalan Kabupaten Sleman ini karena saat ini hampir semua petani tengah panen raya. "Stok salak pondoh melimpah saat ini karena panen dinilai berhasil dan hampir seluruh petani panen raya sehingga mereka banting harga agar salaknya laku," katanya kepada “Antara”.

Hal sama juga dikatakan Arum pedagang salak di Kecamatan Turi yang menyebutkan bahwa harga salak pondoh turun drastis karena selain panen raya juga akibat beberapa komoditi buah lainnya juga sedang panen.

"Anjloknya harga salak pondoh juga dipengaruhi berbagai macam buah seperti mangga dan semangka yang juga sedang panen raya sehingga masyarakat memiliki banyak alternatif," katanya.

Ia mengatakan dalam satu minggu terakhir ini harga salak pondoh terus mengalami penurunan. "Jika minggu lalu kami masih dapat menjual salak dengan harga Rp 2.500,00 per kg kini harganya hanya berkisar pada Rp 1.000,00 hingga Rp1.500,00 per kg, sedangkan kalau tidak sedang masa panen harganya bisa mencapai Rp 7.000,00 per kg," katanya.

Ia berharap dalam waktu dekat ini terutama menjelang akhir tahun harga salak pondoh kembali tinggi karena dirinya masih memiliki persediaan di rumahnya.

"Pada libur panjang Iduladha kemarin memang penjualan meningkat namun karena harganya anjlok jadi tidak begitu berarti, kami harapkan dalam beberapa hari ke depan harga salak pondoh kembali tinggi terutama menjelang akhir tahun," katanya. (A-147)***

Salak Bali


Salak Bali is commonly sold all over the island of Bali, and is a popular fruit with both locals and tourists. It is also a favourite fruit of the monkeys found in the famous "Monkey Forests", with the animals often stealing fruit from visitors, especially children whom they see as an easier target. The fruit is roughly the size of a large fig, and has a crunchy and moist consistency. The fruit has a starchy 'mouth feel', and a flavour remeniscent of dilute pineapple and lemon juice.

Salak pondoh


Salak pondoh is an important fruit in Yogyakarta province. In the five years to 1999, the annual production of salak pondoh in Yogyakarta doubled to 28,666 tons. The popularity of salak pondoh (compared with other cultivars) among local Indonesian consumers is mainly due to the intensity of its aroma, which can be overripe and sweaty even before full maturation.[1] The salak pondoh cultivar has been produced outside the province. However, the distinctive aroma of salak pondoh is not as popular among non-native consumers.[1]
Salak pondoh has three more superior variations, namely pondoh super, pondoh hitam (black pondoh), and pondoh gading (ivory-english term for gading / yellowish-skinned pondoh)

Salak


Salak (Salacca zalacca) is a species of palm tree (family Arecaceae) native to Indonesia and Malaysia. It is a very short-stemmed palm, with leaves up to 6m long; each leaf has a 2m long petiole with spines up to 15cm long, and numerous leaflets.
The fruit grow in clusters at the base of the palm, and are also known as snake fruit due to the reddish-brown scaly skin. They are about the size and shape of a ripe fig, with a distinct tip. The pulp is edible. The fruit can be peeled by pinching the tip which should cause the skin to slough off so it can be pulled away. The fruit inside consists of three lobes, each containing a large inedible seed. The lobes resemble, and have the consistency of, large peeled garlic cloves. The taste is usually sweet and acidic, but its apple-like texture can vary from very dry and crumbly (salak pondoh from Yogyakarta) to moist and crunchy (salak Bali).